Friday, December 24, 2010

2 tahun

Alhamdulillah, aku sudah berusia 24 bulan. wah aku 'ngarumas' karena gak mimi mamih lagi. biasanya aku mimi mamih 3 kali semalam, karena sudah 2 tahun aku disapih. kata mamihku sih anjuran Quran, surat Al Baqarah:233, "dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna" . awalnya aku tidak bisa tidur, aku harus digendong, dan tentunya dalam satu malam tiga kali bangun nyari mimi mamih, otomatis mamihku gendong aku, maaf yah mih...Di usiaku ini keterampilanku dah banyak, bukan sombong tapi kenyataan koq. aku dah hapal berapa lagu yah, yuk kita hitung; satu-satu aku sayang mamih, bangun tidur, dua mata saya,kupu-kupu yang lucu,12345678 siapa rajin ke sekolah,semut-semut kecil, banyak nyamuk di rumahku, tiktik bunyi hujan, cicak-cicak di dinding, sedang apa, balonku, aku seorang kapiten, naik kereta api,burung kakak tua, topi saya bundar, alif ba ta tsa, ah banyak gak kehitung.tapi ngajinya baru bismilah ma alikhlas, hehe...

Thursday, October 1, 2009

Berdiri

Kulihat begitu mudah. Mudah sekali. Sekedar berdiri, dan bahkan berlari. Tapi tidak bagiku. Kali ini aku sedang berusaha menambah kemampuan baruku: berdiri.
Memang berat. Terasa begitu berat. Dan ini sejatinya dialami setiap orang. Tidak ada yang lahir pandai berlari. Semua harus merangkak tahap demi tahap. Tidak instant.
Sebuah pelajaran penting. Bahwa manusia harus sanggup berdiri. Berdiri sendiri. Berdiri di atas kaki sendiri. Tidak bergantung dan tida menjadi beban orang lain. Kita semua harus sanggup berdiri.
Ini membutuhkan kemauan dan kerja keras. Kemauan sendiri. Dan saya kini tengah berusaha untuk bisa berdiri. Aku ingin segera berlari. Berlari untuk bisa berdiri sendiri.
Aku harus bisa. Jangan menjadi benalu.

Sunday, July 5, 2009

Tuesday, June 30, 2009

Bisa Lagi

"Alhamdulillah Shafa dah bisa guling2...." Begitu sms mamih yang dikirim khusus untuk papih, lebih dari dua bulan yang lalu. Mamih tampak bahagia. Dan aku yakin, papih pun senang membacanya.
Inilah keterampilan baruku saat itu. Saat ini, aku sudah bisa lebih dari itu. Aku sudah bisa menikmati berbagai jenis mainan yang sengaja dibeli mamih. Bahkan aku sudah pandai bertepuk tangan. Akupun diajaknya bernyanyi "Pok Ame-ame..."
Senyum dan tawaku kini terus menambah suasana rumah semakin berwarna. Seperti kekayaan baru yang dimiliki keluarga. Jika aku tertawa, semua tampak bahagia.
Tuhan, baru ini yang dapat kepersembahkan untuk membahagiakan mamih-papih, dan juga kakak-kakaku.
Aku tahu, kalau perjalanan ini teramat panjang. Tapi aku ikhlas melewatinya tahap demi tahap. Aku ingin melewati semuanya sesuai hukum biologis yang megikat setiap kehidupan manusia.
Tuhan, beri aku ruang dan kesempatan untuk sanggup menumbuhkembangkan perasaan dan kepribadianku, imajinasiku, kreatifitasku, kecerdasanku, dan tentu kearifanku. Aku ingin menelusuri setiap perjalanan yang Kau sendiri bentangkan untukku.
Tuhan, aku bersyukur, karena mamih dan papih, aa dan kakak, semuanya mencintaiku. Aku ingin membalas kebaikan mereka.

Friday, April 24, 2009

picture.update










thanks for Yunus, my lovely brother.

Thursday, February 19, 2009

MULAI BISA

Akhirnya, rasanya aku bisa. Mungkin benar kata orang: "bisa karena biasa".
Berkali-kali aku ditinggal papih-mamih. Padahal aku masih membutuhkan dekapannya.
Tapi aku tahu, mereka juga tetap was-was. Buktinya, papih masih tetap tilpon, hanya beberapa saat sejak meninggalkan rumah.
Kini aku mulai bisa. Pengganti ASI juga semakin akrab dengan lidahku.
Kini aku mulai bisa. Bermain sendiri mulai pandai mengganti rasa sepi.
Kini aku mulai bisa. Mulai memahami kalai papih-mamih memang bekerja.

Ini adalah perjalanan yang harus kulalui setelah masa cuti mamih habis.
Bersamaan dengan itu, aku juga harus sudah mulai memahami situasi.
Mungkin, tidak semua orang bisa memahami keadaan seperti ini.
Tapi kakak-kakakku pun, sama seperti aku.
Mereka bisa karena biasa.

Tuesday, February 10, 2009

Rasa Was - Was

Kalau saja aku tahu, mungkin aku juga was-was.
Tidak terbayang, aku harus ditinggal mamih selama lebih dari lima jam.
Hari ini untuk pertama kalinya mamih kuliah lagi. Aku di rumah.
Hari ini untuk pertama kalinya aku ditinggal mamih.
Hari ini untuk pertama kalinya aku sepi.
ASI yang menjadi makanan utamaku, kali ini, untuk pertama kali juga, diganti sementara.
Rasanya beda. Ya pasti beda. Tapi ini usaha maksimal mamih-papih untuk mengatasi rasa laparku.
Dan, yang pasti kelihatan was-was, adalah papih. Dia was-was.
Di perjalanan ke tempat kerjanya, dia tilpon rumah, hanya untuk menanya kabar tentang aku.
Seusai tilpon dia kembali lega.
Dari tempat kerja, dia masih kirim sms ke mamih. Hanya ingin tahu kapan pulang.
Masih ada rasa was-was.
Padahal aku tidur, meski sebelumnya aku juga rewel.
Maklum lah..., untuk pertama kalinya.